Minggu, 25 Desember 2011

Selamatkan Anak Anda dari Bahaya Internet

Orang tua merasa tenang jika pada saat sebelum jam tidur semau anak anaknya telah berada di dalam rumah. Dan, juga merasa aman ketika mengetahui semua pintu dan jendela telah terkunci rapat. Namun di sinilah letak ketidakcermatan orang tua. Pintu dan jendela telah tertutup, tetapi ia lupa masih ada HP dan internet yang memiliki sejuta pintu bagi anak anaknya untuk berhubungan dengan dunia luar.

Dengan semakin sejahteranya keluarga keluarga di Indonesia, saat ini anak anak diberi kamar sendiri dengan berbagai fasilitasnya, seperti TV, HP, Internet  dan berbagai macam gadget modern lainnya.  Anak anak remaja saat ini lebih senang berdiam diri di kamarnya (dengan pintu terkunci), daripada berkumpul di ruang keluarga.  Orang tua mungkin merasa bangga bahwa ia telah memberikan kehidupan yang layak bagi anak-anaknya. Tapi, di balik semua itu apakah orangtua sadar bahwa ia juga secara perlahan menjerumuskan anaknya ke berbagai masalah yang belum terbayangkan sebelumnya.  Dan, apabila terjadi sesuatu yang buruk pada anaknya, orangtua terhenyak dan seolah tidak percaya, karena ia merasa selama ini anaknya baik baik saja, jarang ke luar rumah dan tidak bergaul dengan orang orang yang aneh aneh.

Kata kuncinnya adalah connection, keterhubungan, yang tidak terpantau, akibat dari semakin majunya tenologi gadget yang beredar di pasaran saat ini.  Bicara keterhubungan, maka yang perlu dipertanyakan adalah terhubung dengan apa dan siapa. Apakah orang tua dapat memantau terus menerus anaknya terhubung dengan apa dan siapa? Tentu tidak. Sadarkah para orang tua bahwa dunia internet adalah dunia yang tidak memiliki batas batas moral, sopan santun, kaidah agama? Internet adalah dunia tanpa moral. Moral adalah batasan yang ada pada pengaksesnya. Orang orang yang terhubung dengan internet bebas menentukan informasi apa yang akan diakses, dibuka, dihadirkan dalam jendela jendela komputernya. Pada saat bersamaan seseorang dapat membuka Al-quran atau Alkitab online pada satu jendela, dan membuka pornografi pada jendela lainnya. Apakah kita akan membiarkan anak anak kita yang belum matang berpikirnya memilih pilihan pilihan yang sulit seperti itu. Apakah kita yakin anak kita tidak tergoda memilih sisi negatifnya, apalagi jika ia merasa aman melakukan itu di dalam kamar yang terkunci. Belum lagi bicara isme, atau ideology, atau paham yang  berseliweran di dunia maya mencari pengikut yang masih lugu. 

Google, sebagai mesin pencari tidak akan memikirkan materi apa yang akan dihadirkan. Ia tidak akan peduli siapa yang mengentri di kotak pencarian. Ia tidak peduli berapa usia yang mengentri. Ia hanya menghadirkan apa yang di ketik di dalam kotak pencarian itu. Katakanlah, anak kita tidak berniat mencari materi pornografi, tapi coba anda ketik kata “Naruto” dan minta tampilkan pencarian gambar di google, maka semua gambar naruto akan dihadirkan di layar computer anda, tidak peduli gambar Naruto-nya itu berpose porno atau tidak (dan ternyata ada juga gambar naruto yang berpose porno).  Apalagi jika dengan sengaja, diketik kata “bugil” di kotak pencarian, maka dalam sekejap beribu gambar kebugilan dihadirkan di jendela computer kita.  

Jadi bagaimana kita sebagai orangtua menyikapi kondisi ini. Berikut beberapa langkah yang dapat kita lakukan: 
  1. Beri pemahaman sedini mungkin kepada anak anak apa itu internet dan bagaimana internet itu bekerja. Sampaikan manfaat apa saja yang bisa diperoleh melalui internet, dan jangan lupa sampaikan juga hal hal yang negative yang ada di internet. Kita tidak bisa menutup nutupi kedua sisi itu. Dengan memberi sinyal kepada anak bahwa kita memahami seluk beluk internet, anak tidak merasa bahwa orang tua tidak akan tahu jika ia menyelami hal hal yang negative di internet.
  2. Khusus bagi anak anak yang belum dewasa, anak SD dan SMP, kita perlu membatasi ruang dan waktu berinternet. Jika perlu sediakan ruangan atau tempat khusus (bukan di dalam kamar) jika mereka ingin berinternet. Ataupun jika mereka berinternet di kamar, kamar harus dalam keadaan pintu terbuka.
  3. Sediakan jam khusus (tertentu) untuk berinternet, di mana pada jam tersebut anda dapat mengawasi anak anda berinternet.
  4. Install software anti pornografi di computer yang biasa dipakai anak anda.
  5. Sediakan lemari khusus di luar kamar untuk menyimpan laptop dan semua gadget yang bisa mengakses internet. Ketika memasuki waktu tidur, simpan semua laptop dan gadget di lemari tersebut.
  6. Pantau penggunaan uang saku anak anda. Jangan sampai anda tidak mengetahui, ketika anak anda menghabiskan uang saku hanya untuk berinternetan di warnet.
  7. Pantau penggunaan waktu luang anak anda di luar rumah, jangan sampai waktunya dihabiskan berjam jam di warnet hanya untuk bermain games online atau mengakses hal hal yang negative.
Demikan beberapa langkah yang mungkin berguna untuk mencegah dampak buruk internet bagi anak anda. Walaupun langkah tersebut di atas terlihat seperti otoriter, namun pada prinsipnya mencegah itu lebih murah dan efektif dari pada kita harus mengobati prilaku anak  yang  telah menyimpang jauh akibat dampak negative internet.

Rabu, 21 Desember 2011

Membentuk Karakter Anak Optimis

Anak optimis dan tidak pencemas adalah harapan semua orang tua. Selain karena sudah bawaan dari sononya atau gen pembawa sifat yang diturunkan oleh kedua orangtuanya, karakter atau sifat anak ditentukan juga oleh bagaimana pola pendidikan di dalam rumah dan lingkungan sekitarnya. Pendidikan yang saya maksud bukan pendidikan yang muluk muluk dan rumit, tetapi pilihan pilihan sederhana dalam berkomunikasi  kepada anak setiap harinya.

Untuk membentuk karakter anak yang optimis dan tidak pencemas, mari kita mulai dari hal yang kecil dan sederhana yang biasanya kita lakukan berulang ulang setiap hari. Bila saya susun contoh komunikasi orangtua kepada anaknya seperti di bawah ini, kira kira anda akan memilih pola A atau B?

  • A. Nak, ayo bangun, kalau kamu bangun pagi pagi, datang ke sekolah lebih pagi, kamu bisa bermain lebih lama dengan teman temanmu.
  • B. Nak, ayo bangun, kalau kamu tidak cepat bangun kamu nanti kesiangan dan terlambat masuk sekolah.
  • A. Nak, ayo sarapan dulu, supaya nanti kamu bisa berlari lebih cepat ketika kamu bermain di sekolah.
  • B. Nak, ayo sarapan dulu, kalau tidak sarapan nanti kamu sakit.
  • A. Nak, ayo belajar dulu, kalau kamu rajin belajar, nilai kamu pasti bagus, disayang guru dan cita citamu akan tercapai dengan mudah.
  • B. Nak, ayo belajar, kalau tidak rajin belajar nilai kamu jadi jelek, bisa bisa kamu tidak naik kelas.
  • A. Nak, sebelum tidur sebaiknya berdoa dulu, supaya tidurmu nyenyak dan bisa bermimpi indah.
  • B. Nak, sebelum tidur kamu berdoa dulu supaya kamu tidak bermimpi buruk.

Bila orangtua lebih suka berkomunikasi dengan anaknya menggunakan pola A, kemungkinan besar si anak akan tumbuh menjadi anak yang optimis, berpikir positif dan tidak pencemas. Tapi kebalikannya jika orangtua lebih suka memilih pola B, kemungkinan akan menghasilkan anak yang bersifat pencemas dan pesimistis, karena anak selalu diinput cara memandang suatu kondisi dari sudut pandang yang negatif dan penuh ancaman.

Sebaiknya, sejak sedini mungkin anak distimulus untuk melihat suatu kondisi dari sudut pandang yang positif, menggembirakan dan menyenangkan. Mungkin ada yang mempertanyakan, apakah ini bukan berarti mengajarkan anak tidak realistis, sebab kenyataannya banyak hal yang tidak menyenangkan terjadi di sekitar kita. Hidup memang tidak mudah, akan selalu ada yang tidak sesuai harapan, kekecewaan, kegetiran, dan jalan terjal dalam mengarungi kehidupan ini. Justru karena itulah, kita seyogyanya selalu menciptakan sifat optimis, dapat melihat hal positif dalam setiap kesempitan, sehingga akan menemukan jalan keluar dari setiap masalah yang dihadapi. Bila kita mengajarkan kepada anak akan harapan harapan yang baik maka anak kita akan tidak cepat putus asa dalam menghadapi suatu masalah. Contoh kecil, harapan yang baik dapat mendrive prilaku positif pada anak adalah apabila kita mempunyai rencana piknik pada hari minggu, maka pada malam harinya anak dan bahkan semua anggota keluarga mempunyai semangat postif, dan pada minggu pagi semua bangun pagi dengan bersemangat, tanpa perlu dibangunkan berulang ulang pun anak akan segera bangun dan mandi. Demikian semoga tulisan yang sederhana ini bermanfaat bagi kita semua. Amin

Rabu, 14 Desember 2011

Mencegah Anak Menjadi Pembohong

Ada pepatah bahwa anak tidak bisa berbohong. Tapi ternyata pepatah itu tidak sepenuhnya benar. Dan percaya atau tidak ternyata orangtua mempunyai andil membentuk anak memiliki sifat pembohong. Tulisan ini mencoba berbagi kepada para orangtua agar terhindar dari prilaku yang mengarah kepada pembentukan karakter pembohong pada anak.

Sifat berbohong adalah sifat alamiah atau naluriah yang dimiliki hampir semua mahluk hidup. Motivasi paling dasarnya adalah sebagai sarana mempertahan diri guna menjamin kelangsungan eksistensinya. Mimicry, merngubah warna kulit sesuai keadaan tempat binatang berada, adalah contoh berbohong yang paling native. Dengan mimicry  binatang membohongi lawan lawannya atau predatornya supaya tidak dimangsa. Pada manusia pada kondisi untuk mempertahankan diri dari hal hal yang membahayakan dirinya dapat ditolerir untuk berlaku bohong. Yang menjadi permasalahan adalah jika berbohong dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh keuntungan dirinya sendiri dan bukan semata mata untuk mempertahankan diri. Bila sifat bohong ini terus menerus dipelihara, dilakukan berulang-ulang, maka akan menjadi karakter yang sangat merugikan diri sensdiri dan orang lain, apalagi jika perbuatan bohongnya itu dilakukan dalam kerangka perbuatan kriminal dan korupsi, maka konsekuensinya adalah ia akan terjerat kasus hukum yang akan berujung di penjara. Oleh karena itu mencegah sifat bahong melekat pada karakter anak, sudah semestinya menjadi perhatian serius para orangtua.

Andil orangtua dalam proses terbentuknya kakarter pembohong pada anak dilakukan  dengan baik secara langsung maupun tidak langsung, secara sadar atau tidak sadar, secara vulgar atau secara halus. Berikut ini beberapa kondisi yang memberi gambaran bagaimana proses terbentuknya karakter buruk itu terjadi pada anak.

Orang tua berperan secara langsung dalam pembentukan karakter pembohong pada anak apabila orang tua secara langsung menginstruksikan kepada anak untuk berbohong. Berikut contoh contohnya:

  • Nak, bila ada yang datang mencari bapak, katakan bapak tidak ada di rumah.
  • Nak, bila ada yang telpon, katakan bapak sedang di kamar mandi.
  • Nak, bila uang jajan kamu bapak kasih lebih, tapi jangan bilang bilang sama kakakmu.
  • Nak, uang jajan kamu hari ini sengaja dilebihkan, tapi jangan bilang kepada kakakmu. 

Orang tua juga dapat dikatakan mempunyai peran langsung dalam pembentukan karakter berbohong pada anak apabila orangtua memberi contoh secara langsung dihadapan anak bagaimana ia berbohong terhadap orang lain 

Orang tua juga dapat dikategorikan berperan aktif dalam membentuk sifat bohong pada anak apabila ia secara sadar mengajak anak atau melibatkan anak dalam suatu kegiatan yang tidak jujur guna memperoleh suatu tujuan. Misalnya orang tua menyuruh anaknya mengikuti les privat yang diberikan guru sekolahnya dengan tujuan mendapat bocoran soal ujian yang akan diujikan oleh gurunya di kelas.

Orang tua juga sering mempertontonkan sikap yang tidak mentaati suatu peraturan atau hukum yang berlaku di depan anak. Misalnya memberi contoh melanggar rambu lalu lintas dan ketika ditilang polisi, ia menyuap polisi tersebut. Atau, orang tua tidak mau mengikuti kegiatan kerja bakti dilingkungannya dengan alasan yang dicari cari.

Orang tua juga dapat dikategorikan mengajari sikap bohong kepada anaknya, apabila ia tidak menepati janjinya kepada anak dan anggota keluarga lainnya.

Orang tua juga dapat dikatakan memicu atau memotivasi anak berbohong apabila ia menempatkan anak pada situasi yang sulit jika tidak berbohong. Misalnya, ketika orang tua mengetahui bahwa di lingkungan sekolah pada umunya anak anak akan jajan es, atau minuman dingin, tetapi karena orang tua khawatir anaknya sakit, ia melarang anaknya minum es. Dan, ketika mengetahui anaknya tetap jajan es, orang tua memarahi atau menghukum anaknya dengan cara yang berlebihan. Pada posisi ini anak dihadapkan kepada pilihan yang sulit, ketika semua teman temannya jajan es, ia akan terprovokasi untuk ikut jajan es, dan untuk menghindari hukuman atau dimarahi orang tuanya maka anak akan berbohong kepada orang tuanya. Pada kondisi seperti ini orang tua dapat lebih bijak dan berpikir lebih jauh, apakah lebih suka anaknya tidak jujur atau anaknya terhindar dari batuk pilek karena minum es. Saya menyarankan orang tua lebih baik menasehati anaknya, bahwa boleh boleh saja minum es, dan itu hukumnya bukan haram, tetapi sebaiknya sebelum minum es memperhatikan kondisi kesehatan terlebih dahulu, jika lagi fit silakan saja minum es tapi jangan berlebihan, tetapi jika kondisi kesehatan tidak sedang fit sebaiknya jangan minum es terlebih dahulu. Jadi, orang tua membiasakan anak untuk bertanggung jawab atas kesehatan dirinya, sekaligus melatih kejujuran.
.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menghindari anak memiliki sifat pembohong, orang tua sebaiknya bersikap:
  • Tidak menyuruh anaknya berbohong.
  • Tidak melibatkan anak dalam suatu kebohongan dan kecurangan.
  • Tidak memberikan contoh melakukan suatu kebohongan.
  • Tidak melanggar janji kepada anak.
  • Tidak memberikan hukuman dan bersikap marah berlebihan jika anak menuruti keinginan orang tua.
  • Tidak memposisikan anak pada kondisi yang sulit untuk tidak berbohong.

Dan, pada intinya, untuk mencegah anak menjadi pembohong, jangan memberikan sinyal atau pesan kepada anak bahwa berbohong itu adalah perbuatan halal, atau diperbolehkan guna mencapai suatu tujuan. Sebab jika orang tua memberikan pesan bahwa berbohong itu perbuatan yang lazim, maka anak anda akan termotivasi untuk melakukan suatu kebohongan. Demikian, semoga bermanfaat.

Senin, 12 Desember 2011

Cara Jitu Mengatasi Anak Susah Makan

Setiap orangtua pasti pernah menghadapi kenyataan anaknya susah makan, khususnya makan makanan yang kita anggap makanan sehat. Anak cenderung hanya mau makan makanan yang justru tidak dianggap sehat, seperti permen dan snack.

Berikut ini beberapa tips untuk mengatasi anak susah makan dan menumbuhkan kembali selera makan buah hati anda:
  1. Rasakan apa yang anak anda rasakan. Bila makanan yang anda berikan kepada anak anda tidak terasa enak, maka anak anda pun akan merasakan hal yang sama. Jadi pastikan makanan yang anda sajikan mempunyai rasa yang menarik bagi anak anda.
  2. Biasakan sedini mungkin untuk tidak memberikan makanan yang memiliki rasa yang berlebihan, misalnya sangat gurih dan sangat manis. Makanan yang memiliki rasa gurih dan manis berlebihan biasanya ada pada makanan ringan atau snack dan berbagai macam jajanan, seperti chiki dan berbagai jenis softdrink. Sebab jika anak anda telah terbiasa dengan rasa supergurih dan manis, maka makanan yang dimasak di rumah menjadi tidak menarik karena rata rata masakan rumahan memiliki rasa yang cenderung biasa biasa saja.
  3. Kalaupun terpaksa harus jajan, biasakan dan perkenalkan sedini mungkin kepada anak makanan makanan yang berbahan dasar yang aman, seperti yang berbahan dasar beras, tepung tepungan seperti tepung beras dan sejenisnya. Makanan seperti ini misalnya, lontong isi, serabi, wika ambon, kue lumpur, kue lupis, kue pisang, pisang goreng, lemper, lumpia, lapis lebit, roti, pastel, dan banyak lagi yang sejenis itu. Makanan tersebut memiliki kedekatan dengan makanan yang sering kita masak di rumah.
  4.  Atur jeda waktu makanan yang satu dengan yang lain. Jika anda mengharapkan anak anda makan siang jam 12 siang, maka pastikan 1 sd 3 jam sebelumnya tidak memakan makanan yang bisa mengganggu selera makan. Jadi jangan sekali kali memberikan 1 gelas atau 1 botol susu dalam jangka waktu yang terlalu dekat dengan jam makan utama anak anda. Sebab, jangankan sebotol susu, sepotong kue manis yang anak anda makan 1 jam sebelum waktu makan utama akan mempengaruhi selera makan anak anda.
  5. Berikan multivitamin yang dapat memperbaiki metabolisme pencernaan anak anda.
  6. Biasakan memberikan makan dalam porsi yang sedikit terlebih dahulu, dan jangan langsung memberikan porsi yang jumlah besar. Karena hal demikian dapat mengintimidasi selera makan anak anda.
  7. Bila anak anda makan makanan utama dalam jumlah yang menurut anda masih kurang, jangan segan untuk mengulanginya atau memecah jadwal makan menjadi lebih sering. Dengan kata lain, makan sedikit tapi sering.
  8. Perhatikan menu apa yang menjadi kesukaan anak anda, jika perlu catat menu kesukaan tersebut, dan usahakan diselang seling pemberiannya, sebab menu kesukaanpun bisa menimbulkan kebosanan jika terus menerus diberikan kepada anak anda.
  9. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan. Sebab anak anak belum terlalu mengerti pentingnya makanan bagi kesehatan tubuh. Anak cenderung melihat, memilih dan menjalani sesuatu sebagai suatu permainan yang menyenangkan hatinnya. 
  10. Jangan membiasakan meletakan semua makanan (khususnya makanan yang dapat mengganggu selera makan anak anda) di meja yang selalu terlihat oleh anak. Dengan kata lain, jangan jadikan meja di rumah sebagai etalase makanan yang dapat merusak selera makan. Lebih baik yang selalu diletakanlah di meja adalah buah buahan, sebab buah buahan cenderung tidak merusak selara makan, kecuali buah buahan yang mengenyangkan.
Demikian beberapa tip untuk mengatasi anak susah makan. Bila semua hal di atas telah anda lakukan namun selera makan anak anda belum juga pulih, sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Jangan sampai anda kehilangan moment Golden Age anak anda, yaitu suatu moment di mana pertumbuhan otak anak anda sedang pesat pesatnya, dan apabila pada masa itu terjadi kekurangan nutrisi, maka pertumbuhan kecerdasan anak anda menjadi tidak optimal di kemudian hari. Semoga tidak terjadi. Salam.

Sabtu, 10 Desember 2011

Cara Hemat Menebus Resep Dokter

Setelah keluar dari ruang praktek dokter, saya mendapat secarik resep dan tanpa membuang waktu resep tersebut saya serahkan ke kasir apotik yang lokasinya masih seatap dengan tempat praktek dokter. Tidak terlalu lama, nama anak saya pun dipanggil. "Berapa?" Saya langsung kepada kasir. "Rp. 352.000", jawab kasir. Saya sedikit terhenyak, namun saya coba metutupi perasaan kaget tersebut. Baru saja  Rp. 150.000 melayang dari dompet untuk membayar jasa konsultasi dokter anak. Jadi untuk mengatasi demam disertai mual anak saya, saya harus merogoh kocek Rp. 500.000. Setelah saya berpikir sejenak, saya putuskan tidak menebus resep di apotik tersebut, dengan alasan uang saya tidak cukup.

Kemudian saya coba telisik apa saja gerangan obat yang tertulis di resep tersebut, berikut daftar obatnya:
  • Nifural sirup 1 botol
  • Vometa sirup 1 botol
  • Comsporin 15X @ 75mg ( karena sediaan terkecil adalah 100mg, maka dipecah menjadi lebih kecil) berarti kurang lebih berjumlah 11,5 kapsul
Kemudian saya mencari tahu harga obat tersebut di apotik online, dan mendapatkan harga harga  kurang lebih sebagai berikut,Vomita Rp 42.000, Nifural Rp 42.000, Comspori 100mg @ Rp 20.000. Total jendral kurang lebih Rp 324.000. Obat yang ditulis di resep ternyata obat obat paten yang harganya lumayan mahal.

Berdasarkan informasi harga yang diperoleh dari apotik online, saya dapat menyimpulkan bahwa apotik tempat di mana dokter spesialis anak langganan saya berpraktek memberikan harga yang lebih mahal. Kemudian saya coba bandingkan dengan apotik lainnya, setelah saya sambangi beberapa apotik terdapat beberapa harga sbb:, Rp 320.000, Rp 365.000, Rp 345.000. Dari hasil perbandingan tersebut kita dapat menilai bahwa harga antara apotik yang satu dengan yang lainnya tidak sama, dan cenderung ada apotik yang memasang harga obat terlalu tinggi dan ada juga yang moderat, dan ada yang relatif murah.

Langkah berikutnya adalah saya bertanya kepada apotekernya, apakah ada obat generik yang dapat menggantikan obat obat paten tersebut, dan ternyata ada. Mari kita bahas bersama:

Nifural sirup adalah sejenis obat diperuntukan untuk gejala diare akut. Obat ini termasuk obat keras. Di beberapa negara obat ini bahkan sudah tidak dipergunakan lagi. Obat ini dapat digantikan dengan obat anti diare yang lebih soft dan lebih terjangkau harganya. Karena anak saya belum berak berak dan mencret, maka saya putuskan menunda membeli obat ini. Dokter anak mengatakan bahwa biasanya setelah muntah disusul mencret. Tapi sampai anak saya senbuh ternyata anak saya tidak mencret. Berarti dengan menunda membeli obat ini saya sudah berhemat Rp 40 ribuan.

Vomitas, adalah obat untuk menekan rasa mual dan muntah. Zat aktifnya adalah Domperidone yaitu  merupakan dopamin blocker di perifer yang cukup kuat untuk menekan mual. Pengganti Vomitas salah satunya adalah Costil Sirup 5mg dengan harga kurang lebih Rp 25.000.

Dan, yang terakhir adalah antibiotik Comsporin yang berbentuk kapsul. Comsporin adalah golongan antibiotik generasi ketiga yang memiliki zat aktif Cefixime. Cefixime adalah sefalosforin semi-sintetik generasi ketiga yang dapat diberikan secara oral. Selain cefixime, keluarga sefalosporin lain diantaranya sefaleksin, cefaclor, cefuroxime, cefpodoxime, cefprozil dan lain-lain. Mekanisme kerja sefalosporin yaitu dengan cara menghambat sintesa dinding sel bakteri, sehingga tanpa dinding sel, bakteri akan mati. Cefixime tahan terhadap hidrolisa berbagai macam enzim betalaktamase yang dihasilkan bakteri. Beberapa bakteri yang peka terhadap cefixime yaitu Staphylococcus aureus , Streptococcus pneumoniae , Streptococcus pyogenes (penyebab radang tenggorokan ), Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis, E. coli , Klebsiella , Proteus mirabilis, Salmonella , Shigella , dan Neisseria gonorrhoeae.

Cefixime diperdagangkan dengan merk dagang sbb: 
 Anfix (Mahakam BF), Cefarox (Gracia Ph), Cefila (Lapi), Cefspan (Kalbe Farma), Ceptik (Interbat), Comsporin (Combiphar), Ethifix (Ethica), Fixacep (Fahrenheit), Fixam (Solas), Fixef (Kalbe Farma), Fixiphar (Pharos), Lanfix (Landson), Nucef (Guardian Ph), Simcef (Erlimpex), Sofix (Soho), Spaxim (Sandoz), Sporetik (Sanbe Farma), Starcef (Dexa Medica), Taxime (Hexpharm), Tocef (Bernofarm), Trixim (Ferron), Urticef (Prafa/UAP).

Dan, ternyata harga cefixime generik jauh lebih murah, hanya 1/10-nya saja dari harga obat paten. Perbandingannya bagaikan bumi dan langit.  Sebagai contoh Cefixime 100 DEXA, harganya hanya berkisar Rp 2.500 per kapsul. Dengan mengganti Comsporin dengan Cefixime generik berarti kita telah menghemat sampai kurang lebih 80% dari pengeluaran yang seharusnya. Atau hanya cukup mengeluarkan uang Rp 30.000 untuk menebus 15 x @75mg.

Khasiat Obat Generik dapatkah dipercaya?

Lantas kita akan bertanya selisih harga yang begitu besar antara obat generik dan obat paten apakah mempunyai korelasi dengan khasiat atau kemampuan yang menyembuhkan.  Apakah khasiatnya berbanding lurus dengan perbandingan harga? Artinya apabila obat generik harganya hanya 1/10 dari harga obat paten, apakah obat generik hanya mampu menyembuhkan 1/10 dari obat paten? Pertanyaan ini menjadi sangat krusial dan yang bisa menjawab dengan jujur hanyalah para pakar yang berkecimpung di industri farmasi. Tapi bila kita menyimak penjelasan dari badan POM maka kekhawatiran ketidakampuhan obat generik jika dibandingkan dengan obat paten sangatlah tidak beralasan. Karena obat generik pun proses pembuatannya harus memenuhi standar pembuatan obat internasional. Artinya, obat generik sangat bisa dipertanggungjawabkan khasiat dan kegunaannya. Mungkin tidak dapat dipungkiri bahwa bahan baku obat generik dengan bahan baku obat paten memiliki perbedaan. Ini dapat kita ibaratkan jika kita ingin membuat kue maka kita akan menghadapi pilihan untuk memilih jenis margarinnya merk apa, tepung terigunya merk apa, kejunya merk apa, minyak sayurnya merk apa, tapi pada akhirnya bila pembuatan kue itu dilaksanakan dengan benar dan hiegienis maka dapat tercipta kue yang sehat dan enak, walaupun tidak seenak kue dengan bahan bahan super. Atau mungkin jika saya boleh berasumsi, obat paten dan obat generik memang memiliki perbedaan, tetapi perbedaan itu tidaklah sampai tidak menyembuhkan, hanya sebatas kecepatan waktu sembuh saja. Misalnya jika memakai obat paten, pasien dapat sembuh dalam waktu 5 hari, namun jika memakai obat generik sembuhnya butuh 6 hari. Tapi, sekali lagi ini adalah hanya asumsi saya saja. Menurut hemat saya, ini adalah tantangan bagi para apoteker, dokter dan  semua instansi yang terkait untuk menguji sejauh mana perbedaan kemampuan menyembuhkan antara obat generik dan obat paten. Sebab perbedaan harga yang sedemikian tinggi, menimbulkan tanda tanya besar yang mengarah kepada pendiskriditan obat obat generik. Memang kemasan yg menarik, promosi, iklan, marketing dari obat paten memerlukan biaya yang tidak sedikit, tapi apakah harus setinggi itu.

Kita saat ini dihadapkan kepada pilihan pilihan yang sulit baik dari segi ekonomi maupun kesehatan. Seakan akan terdapat kesan untuk bisa sehat itu harus mahal. Yang murah itu tidak bisa atau tidak menjanjikan bisa sehat. Pemerintah kita masih memposisikan diri pada wilayah abu abu, khususnya dalam menghadapi persoalan kesehatan masyarakat secara umum. Khusus untuk program jamkesnas/da pemerintah telah mensyaratkan pemakaian obat generik jjika obat generik itu tersedia. Namun jika kita berhitung, berapa banyak sih yang tercover oleh jamkes, jauh lebih banyak masyarakat yang tidak punya akses terhadap jamkes karena kondisi sosial ekonominya hanya terpisahkan 1mm dari garis batas ketentuan atau persyaratan jamkes yang ditetapkan pemerintah.

Kembali ke topik awal. Yang ingin saya share pada tulisan ini adalah bagaimana kita menyikapi mahalnya biaya berobat sementara kemampuan finansial kita sangat terbatas. Berikut beberapa langkah yang harus kita lakukan:
  1. Tindakan yang paling awal adalah pada saat dokter akan menulis resep, mintalah diresepkan obat generik.
  2. Bila telah menerima resep, jangan terburu buru untuk menebus obat yang diresepkan di apotik tempat dokter tersebut berpraktek. Bila memungkinkan tanyalah dulu kepada beberapa apotik terdekat. Pilihlah apotik yang memiliki reputasi baik dan memberikan harga yang relatif lebih rendah.
  3. Periksa apakah ada daftar obat yang ternyata kita telah memilikinya di rumah, seperti parasetamol atau ibuprofen yang biasanya selalu tersedia di rumah. Ada beberapa dokter yang biasanya bertanya terlebih dahulu bila ingin meresepkan penurun panas dan vitamin. Bila sudah ada di rumah ia tidak akan menuliskannya lagi, ia hanya mengatakan bahwa tolong obat tersebut diminumkan jika panas tinggi dengan dosis sekian. Tapi ada juga dokter yang langsung menuliskannya tanpa bertanya kepada kita terlebih dahulu.
  4. Periksa apakah ada obat yang sifatnya jaga jaga saja. Misalnya dokter akan mengatakan obat x ini diminumkan jika mencret. Berarti bila tidak mencret tidak perlu diminumkan. Pada saat kondisi keuangan yang terbatas, kita dapat menunda membeli obat yang sifatnya hanya berjaga jaga. Kecuali jika kita tinggal di pedalaman yang tidak ada apotik 24 jam-nya, mungkin kita perlu untuk tetap menebusnya. 
  5. Tanyalah apakah ada obat generiknya untuk obat paten yang diresepkan tersebut. Nah ini akan menjadi sedikit kendala, bila kita menanyakannya ke apotik yang seatap dengan tempat dokter  praktek, karena biasanya ada sedikit kepentingan yang terganggu. Tidak bermaskud menuduh, kadangkala ada kesepakatan antara dokter dan apotik, di mana dokter akan mendapatkan prosentase dari obat yang diresepkannya. Oleh karena itu jika kita ingin mengganti dengan obat generik lebih baik tanya tanyanya ke apotik di luar saja.
  6. Mintalah selalu copy resep. Kliping resep resep tersebut. Hal ini perlu untuk mengetahui riwayat pemberian obat terhadap si pasien dan untuk berjaga jaga bila terdapat kelalaian dalam pemberian obat.  
Untuk kasus yang saya alami seperti yang diceritakan di awal tulisan, saya bisa menghemat sampai Rp 300.000 karena saya akhirnya memutuskan untuk menebus obat generik cefixime dan  domperidone. Alhamdulillah anak saya sembuh juga, walaupun obat yang diminum adalah obat generik. OK, semoga sharing saya bermanfaat bagi anda semua.


Jumat, 09 Desember 2011

Flek Paru, TBC atau Jantung Bocor

Anak Balita, FLEK, TBC, Minum Obat 6 Bulan. Rasanya sudah terlalu sering kita mendengarnya. Anak sekecil itu harus minum obat 6 bulan, terasa sedih dan miris kita mendengarnya. Dengan segala bujuk rayu orang tua memastikan buah hatinya meminum obat tanpa terlewat. Bila terlewat mau tidak mau harus mulai dari nol lagi. Flek, flek, dan flek, yang ada di paru paru  itulah yang menyebabkan semua keprihatinan orang tua berawal. Hal tersebut terlihat setelah anak menjalani hasil pemeriksaan rontgen atau sinar x. Dokter akan mengatakan, anak ibu ada flek di parunya. Lalu dokter akan melakukan test mantoux, lalu dokter akan mengatakan anak anda postitif TBC. Dan, bersiaplah menjadi watch dog terhadap anak anda selama setengah tahun untuk memastikan terapi TBC berjalan dengan mulus tanpa alasan lalai ataupun lupa.

Sebelum dibawa ke dokter, biasanya orang tua mengeluhkan kondisi anak sbb:

  • Pertumbuhan anak lambat.
  • Nafsu makan anak tidak ada (anorexia).
  • Anak terlihat kurus, lemah, loyo, tidak semangat, murung.
  • Anak sering batuk, pilek, demam, dengan sebab yang tidak jelas.
  • Rewel pada malam hari, tidur tidak nyenyak.

Di masyarakat telah beredar kepercayaan bahwa bila terdapat gejala gejala tersebut maka anak terkena TBC, dan dokter pun terkadang lalai untuk mendiagnosisnya secara mendalam benar tidaknya anak menderita TBC. Sebagai langkah awal dokter akan menyarankan untuk merontgen paru paru anak  Hasil rontgen sedikit banyak memberi gambaran apakah memang ada masalah pada paru paru anak. Bila hasil rontgen menunjukkan adanya flek, dokter yang bijak tidak akan serta merta memvonis anak menderita TBC. Dokter biasanya akan melakukan pengetesan berikutnya, yaitu dengan tes Mantoux.  Tes mantoux bertujuan  untuk mendeteksi/mengetahui adanya infeksi kuman Tuberkulosis (TBC). Tes ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas di atas 90 %. Tes mantoux dilakukan dengan cara menyuntikkan tuberkulin  ke dalam lapisan kulit lengan bawah seseorang. Pembacaan dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikkan. Protein tadi (tuberkulin) bila disuntikkan ke dalam lapisan kulit seseorang yang telah terinfeksi TBC akan menimbulkan reaksi di kulit tersebut berupa bentol kemerahan (indurasi) setelah 48-72 jam kemudian. Test ini pun harus dilakukan dengan teliti, bila hasilnya masih meragukan, harus diulang dua minggu kemudian. Untuk lebih yakin lagi biasanya akan dilakukan pengujian dahak di lab. Tapi ketelitian ini (test yang berulang dan pemeriksaan lab) akan menimbulkan dampak biaya bagi pasien. Dan, yang menyedihkan dokter spesialis anak pun terkadang terkecoh oleh hasil rontgen dan hasil test mantoux ini. Anak yang sebenarnya negatif TBC diberi terapi pengobatan selama 6 bulan. Alhasil penyakit yang sesungguhnya diderita anak tidak terdeteksi dan tidak tersembuhkan, padahal pasien telah mengeluarkan biaya dan waktu yang tidak sedikit, belum lagi rasa cemas dan khawatir orang tua selama anak dalam masa pengobatan.


Berikut adalah  Pedoman Nasional Tuberkulosis (2002), gejala yang umum TB pada anak-anak adalah sebagai berikut :

  • Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan tidak naik dalam 1 bulan meskipun  sudah dengan penanganan gizi yang baik.
  • Nafsu makan tidak ada (anorexia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik (failure to thrive) dengan adekuat.
  • Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas,  setelah disingkirkan kemungkinan penyebab lainnya (bukan tifus, malaria atau infeksi saluran nafas akut). Dapat juga disertai keringat malam.
  • Pembesaran kelenjar getah bening yang tidak sakit, di leher, ketiak dan lipatan paha.
  • Gejala –gejala dari saluran nafas, misalnya batuk lama lebih dari 30 hari (setelah disingkirkan sebab lain dari batuk), nyeri dada ketika bernafas atau batuk.

Juga perlu dicermati apakah anak kita telah kontak dengan penderita tbc dengan inbtensitas cukup lama. Bila memiliki pengasuh atau pembantu, pastikan mereka tidak mengidap TBC.

Bila tidak puas dengan diagnosa dokter, ada baiknya meminta pendapat dari dokter anak yang lain (second opinion).

Contoh kasus salah vonis TBC (ini kisah nyata):.

Sebelum kisah ini saya ceritakan, saya pernah beberapa kali membaca keluhan entah surat pembaca, diskusi di grup, milis dan media lainnya yang mengungkapkan dokter telah salah mendiagnosis dan memvonis anak mengidap TBC, padahal setelah terapi selama 6 bulan selesai ternyata tidak ada perubahan terhadap gejala gejala yang dikeluhkan di awal pemeriksaan.

Dan, kebetulan kira kira 2 minggu yang lalu ketika saya ngobrol dengan tukang somai di depan tempat les anak saya terungkaplah kisah nyata betapa seorang dokter spesialis anak pun dapat terkecoh dan gegabah memvonis anak TBC, padahal ternyata tidak.

Berawal dari obrolan ringan, betapa mahal biaya hidup saat ini, dan juga betapa mahalnya biaya pergi ke doketr spesialis anak, tercetuslah bahwa ia (si tukang somai) mempunyai anak yang berusia kurang lebih 2 tahun baru saja dioperasi jantung di Yayasan Jantung Anak Indonesia. Dan semua biaya ditanggung oleh Yayasan tersebut.

Ia bertutur pada awalnya anaknya itu sering sakit, rewel, cengeng, tidak bisa tidur nyenyak, tidak memiliki nafsu makan. Ia membawa anaknya ke dokter spesialis anak di klinik di daerah bekasi. Singkat kata setelah dirontgen dan dicek ini itu, divonislah bahwa anaknya menderita TBC dan harus minum obat selama 6 bulan. Tapi ternyata setelah beberapa bulan pengobatan tidak terjadi perubahan sama sekali atas kondisi anaknya itu. Pada saat ia ingin kontrol, pihak klinik menyatakan bahwa dokter x yang biasa menangani anaknya lagi off dan ditawari dokter spesialis anak yang lain (pengganti), ia pun menyetujuinya. Dan, ternyata melalui tangan dokter pengganti itulah ia diberikan jalan yang lebih baik. Setelah mendengar dan melihat riwayat pengobatan yang sedang dijalani, dokter melakukan pengecekan standar dengan stetoskop dan sang dokter menemukan keanehan bunyi ritme jantung si anak. Meninadaklanjuti keanehan tersebut dokter melakukan echo jantung, dan hasilnya terdeteksi adanya kelainan jantung. Dokter spesial anak kemudian berkonsultasi dengan  dokter jantung dan kesimpulannya jantung anak harus segera dioperasi karena ternyata terdapat kebocoran jantung yang mengakibatkan darah kotor tembus ke paru paru.

Singkat cerita setelah berjuang kesana kemari selama 6 bulan untuk mencari biaya operasi anaknya (kabupaten bekasi tidak bisa membiayai karena terbatas oleh limit jamkesda kabupaten yang rendah, oleh karena itu harus dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung) dan berkat surat dinas atau memo dari kepala dinas kesehatan pemda bekasi yang ditujukan ke Yayasan Jantung Anak Indonesia, anak tersebut berhasil dioperasi selama kurang lebih 3 jam. Dan saat ini kondisi anaknya sudah menunjukkan kondisi yan g 180 derajat berbeda dengan  sebelumn dioperasi. Menurut sang ayah, anak kesayangannya saat ini tidurnya nyenyak, ceria, tidak rewel dan nafsu makannya meningkat drastis. Saya ikut senang mendengarnya.

Dan, gara gara saya mau mendengarkan cerita yang mengharukan itu, si abang somai selalu memberi bonus 1 potong ketika saya membeli somainya yang rasanya sangat enak untuk ukuran Rp 1000 per potong. Pokoknya maknyus, rasa ikannya terasa, bumbunya gurih dan matang. Dijamin, tidak kalah dari pada somai di FO Grande jalan Dago di Bandung yang secuilnya 4 rebu perak. Kalau tidak percaya silakan coba, adanya di depan ILP kali malang yang gabung sama sekolah TK Embun Pagi,, jualannya pakai motor honda wins, persis di samping warung rokok. Jualannya siang sampai sore hari. Somainya buatan sendiri. Tadinya saya ragu mau coba, tapi karena banyak juga yang beli, saya ikut coba, eh malah ketagihan.


Kesimpulan:

Melalui tulisan ini, tanpa bermaksud mengecilkan peranan dokter dan juga tanpa bermaksud mempersalahkan dokter, saya berharap baik dokter sebagai penyedia jasa layanan medis maupun kita sebagai pengguna layanan dapat bersikap bijak menyikapi setiap permasalahan kesehatan yang ada. Dokter dituntut untuk terus mengembangkan dirinya tanpa henti, senantiasa melakukan komunikasi dengan kolega sesama dokter apabila menemukan suatu kondisi yang memang semestinya didiskusikan untuk mempertajam diagnosis dan menghindari kesalahan tindakan pengobatan yang dapat merugikan berbagai pihak, khususnya pasien. Seorang dokter tidak perlu merasa gengsi atau takut dinilai tidak kompeten apabila ia membuka ruang diskusi dengan sesama kolega, karena kepentingan, kesembuhan pasien adalah di atas segala-galanya.

Semoga tulisan ini bermanfaat. Amin.