Orang tua merasa tenang jika pada saat sebelum jam tidur semau anak anaknya telah berada di dalam rumah. Dan, juga merasa aman ketika mengetahui semua pintu dan jendela telah terkunci rapat. Namun di sinilah letak ketidakcermatan orang tua. Pintu dan jendela telah tertutup, tetapi ia lupa masih ada HP dan internet yang memiliki sejuta pintu bagi anak anaknya untuk berhubungan dengan dunia luar.
Dengan semakin sejahteranya keluarga keluarga di Indonesia, saat ini anak anak diberi kamar sendiri dengan berbagai fasilitasnya, seperti TV, HP, Internet dan berbagai macam gadget modern lainnya. Anak anak remaja saat ini lebih senang berdiam diri di kamarnya (dengan pintu terkunci), daripada berkumpul di ruang keluarga. Orang tua mungkin merasa bangga bahwa ia telah memberikan kehidupan yang layak bagi anak-anaknya. Tapi, di balik semua itu apakah orangtua sadar bahwa ia juga secara perlahan menjerumuskan anaknya ke berbagai masalah yang belum terbayangkan sebelumnya. Dan, apabila terjadi sesuatu yang buruk pada anaknya, orangtua terhenyak dan seolah tidak percaya, karena ia merasa selama ini anaknya baik baik saja, jarang ke luar rumah dan tidak bergaul dengan orang orang yang aneh aneh.
Kata kuncinnya adalah connection, keterhubungan, yang tidak terpantau, akibat dari semakin majunya tenologi gadget yang beredar di pasaran saat ini. Bicara keterhubungan, maka yang perlu dipertanyakan adalah terhubung dengan apa dan siapa. Apakah orang tua dapat memantau terus menerus anaknya terhubung dengan apa dan siapa? Tentu tidak. Sadarkah para orang tua bahwa dunia internet adalah dunia yang tidak memiliki batas batas moral, sopan santun, kaidah agama? Internet adalah dunia tanpa moral. Moral adalah batasan yang ada pada pengaksesnya. Orang orang yang terhubung dengan internet bebas menentukan informasi apa yang akan diakses, dibuka, dihadirkan dalam jendela jendela komputernya. Pada saat bersamaan seseorang dapat membuka Al-quran atau Alkitab online pada satu jendela, dan membuka pornografi pada jendela lainnya. Apakah kita akan membiarkan anak anak kita yang belum matang berpikirnya memilih pilihan pilihan yang sulit seperti itu. Apakah kita yakin anak kita tidak tergoda memilih sisi negatifnya, apalagi jika ia merasa aman melakukan itu di dalam kamar yang terkunci. Belum lagi bicara isme, atau ideology, atau paham yang berseliweran di dunia maya mencari pengikut yang masih lugu.
Google, sebagai mesin pencari tidak akan memikirkan materi apa yang akan dihadirkan. Ia tidak akan peduli siapa yang mengentri di kotak pencarian. Ia tidak peduli berapa usia yang mengentri. Ia hanya menghadirkan apa yang di ketik di dalam kotak pencarian itu. Katakanlah, anak kita tidak berniat mencari materi pornografi, tapi coba anda ketik kata “Naruto” dan minta tampilkan pencarian gambar di google, maka semua gambar naruto akan dihadirkan di layar computer anda, tidak peduli gambar Naruto-nya itu berpose porno atau tidak (dan ternyata ada juga gambar naruto yang berpose porno). Apalagi jika dengan sengaja, diketik kata “bugil” di kotak pencarian, maka dalam sekejap beribu gambar kebugilan dihadirkan di jendela computer kita.
Jadi bagaimana kita sebagai orangtua menyikapi kondisi ini. Berikut beberapa langkah yang dapat kita lakukan:
- Beri pemahaman sedini mungkin kepada anak anak apa itu internet dan bagaimana internet itu bekerja. Sampaikan manfaat apa saja yang bisa diperoleh melalui internet, dan jangan lupa sampaikan juga hal hal yang negative yang ada di internet. Kita tidak bisa menutup nutupi kedua sisi itu. Dengan memberi sinyal kepada anak bahwa kita memahami seluk beluk internet, anak tidak merasa bahwa orang tua tidak akan tahu jika ia menyelami hal hal yang negative di internet.
- Khusus bagi anak anak yang belum dewasa, anak SD dan SMP, kita perlu membatasi ruang dan waktu berinternet. Jika perlu sediakan ruangan atau tempat khusus (bukan di dalam kamar) jika mereka ingin berinternet. Ataupun jika mereka berinternet di kamar, kamar harus dalam keadaan pintu terbuka.
- Sediakan jam khusus (tertentu) untuk berinternet, di mana pada jam tersebut anda dapat mengawasi anak anda berinternet.
- Install software anti pornografi di computer yang biasa dipakai anak anda.
- Sediakan lemari khusus di luar kamar untuk menyimpan laptop dan semua gadget yang bisa mengakses internet. Ketika memasuki waktu tidur, simpan semua laptop dan gadget di lemari tersebut.
- Pantau penggunaan uang saku anak anda. Jangan sampai anda tidak mengetahui, ketika anak anda menghabiskan uang saku hanya untuk berinternetan di warnet.
- Pantau penggunaan waktu luang anak anda di luar rumah, jangan sampai waktunya dihabiskan berjam jam di warnet hanya untuk bermain games online atau mengakses hal hal yang negative.
Demikan beberapa langkah yang mungkin berguna untuk mencegah dampak buruk internet bagi anak anda. Walaupun langkah tersebut di atas terlihat seperti otoriter, namun pada prinsipnya mencegah itu lebih murah dan efektif dari pada kita harus mengobati prilaku anak yang telah menyimpang jauh akibat dampak negative internet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar